Ilmu bela diri
seringkali menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton, dengan gerakan
berkelahi yang indah dan menarik namun menegangkan . Misalkan The Raid yang mencoba memadukan seni bela diri asli
Indonesia dengan drama mafia ala barat, yang mendulang sukses di kedua filmnya. Meskipun
The Raid ditangani oleh Gareth Evans yang bukan asli Indonesia, Tapi gue
sendiri yakin bahwa sineas Indonesia dapat membuat film-film berkualitas
ditangannya sendiri. Maka, Miles Film menunjuk Ifa Isfansyah untuk mendoba menghidupkan
seni bela diri di film kolosal terbarunya.
Pendekar Tongkat Emas, sebuah film tribue kepada film-film
laga Indonesia jaman dulu yang gue liat sih penggarapannya sangat serius dengan
menghabiskan budget miliaran rupiah.
Nusa Tenggaran Timur pun jadi latar tempat cerita, lebih tepatnya di
Sumba. Dengan kekayaan alam Sumba nya yang keren parah dan diantara jajaran
cast nya yang sudah punya nama di industri film. Otomatis gue berharap lebih di
film garapan Miles Film Production ini.
- Sinopsis
Dimulai di sebuah
perguruan silat yang dikepalai oleh Cempaka (Christine Hakim, dengan cara
dialognya yang laban), Peguruan Tongkat Emas yang memiliki empat murid dengan
latar belakang yang berbeda-beda. Masing-masing
adalah anak dari musuh-musuh yang
terbunuh ketika duel dengan Cempaka (Kecuali Angin). Diantara lain ada Biru
(Reza Rahadian) sebagai murid tertua, yang kedua ada Gerhana (Tara Basro), ada
Dara (Eva Celia) dan yang terakhir dan paling bungsu pula ada Angin (Aria
Kusumah). Dan guru mereka Cempaka merasa Perguruan Tongkat Emas ini harus ada
regenerasi.
Tongkat Emas pun harus diturunkan kepada orang yang tepat
diantara anak-anak muridnya tersebut. Dan murid yang mendapatakan kehormatan
tersebut adalah Dara anak murid yng ke-3. Otomatis Biru dan Gerhana merasa
tidak terima dengan keputusan Cempaka yang memberikan Tongkat Emas kepada Dara.
Biru dan Gerhana pun merencanakan hal
yang buruk kepada Cempaka, Dara dan Angin untuk membuktikan bahwa mereka
lah yang terkuat. Apa yang akan terjadi pada Cempaka, Dara dan Angin? Apakah
Biru dan Gerhana berhasil mendapatkan Tongkat Emas? Dan siapakah Elang (Nicholas Saputra) ? Jawabannya rahasiahhh.
- Review
Film dengan tema
kaya gini mungkin akan susah diterima oleh anak jaman sekarang yang dibesarkan
oleh sinetron GGS dan FTV absurd. Tapi,
at least gue sendiri sempet dibesarkan oleh laga kolosal jaman dulu juga kaya
Mak Lampir, Wiro Sableng, Si Buta Dari Goa Hantu,Angling Dharma dan film-film
kolosal lainnya waku gue kecil. Dan ini jadi tugas berat bagi Ifa Isfansyah untuk
mengenalkan kembali genre yang ‘mungkin’ akan terasa asing bagi orang awam
jaman sekarang. Dan dari gue liat
Pendekar Tongat Emas berhasil diterima dengan baik oleh masyarakat dengan promo
yang gila-gilaan tentunnya. Dari segi cerita sendiri gue berasa kaya nonton
film kungfu chinese, tetapi disini Pendekar Tongkat Emas jalan ceritanya terasa
begitu lama buat gue(Dan berhasil membuat gue Nguap beberapa kali). Yang gue
liat sih Pendekar Tongkat Emas masih memiliki keterbatasan dalam menyampaikan
narasinya . Terlebih untuk menyampaikan cerita untuk setiap karakter. Tapi,
koreografi silat dengan tongkat berhasil membuat gue bengong sejenak saking
kerennya, meskipun sangat di sayang kan adegan fight masih terasa sedikit menurut gue dan hanya
ada di awal sama di akhir doang. Karena efek tegang dalam sebuah film berantem
itu penting, dan gue kurang merasakan itu di Pendekar Tongkat Emas. Mungkin The
Raid bisa jadi teladan di film-film berantem kaya gini, walau The Raid dan
Pendekar Tongkat Emas mempunyai problem yang sama yaitu kurang memperdalam
sebuah karakter.
Untuk jajaran
cast sendiri hampir semua bermain prima, seperti Reza Rahadian,Nicholas Saputra
dan Tara Basro yang terlebih dulu mempunyai nama di ranah industri per filman,
Eva Celia tampil mengejutkan dengan kemajuannya dalam berakting. Untuk Aria
Kusumah mungkin aktingnya masih terasa standar tapi masih oke menurut gue.
Kemudian dengan memilih setting tempat alam Sumba yang
indah dan menawan menambah kesan di film ini. Begitu pun dengan editing,
yang dapat menutupi kurang piawainya para pemain melakukan adegan aksi
dalam filmnya. Dan jangan lupa production value yang dibuat dengan serius
sehingga memberikan kesan yang kuat di dunia Pendekar Tongkat Emas ini dan
menjadi nilai plus Sebagai film bergenre Kolosal.
Sebagai Film ber
budget kolomrat, Pendekar Tongkat Emas gak menyia-nyiakan modal yang ada.
Dan untung lah orang orang yang menangani film ini adalah orang-orang yang pas. Pendekar Tongkat Emas pun bisa dikatakan berhasil
menjalankan misinya yaitu membawa kembali film ber genre kolosal di jaman yang
serba modern ini, walau menurut gue film ini masih belum bisa dikatakan
sempurna. Tapi masih sangat layak ditonton bagi penonton awam atau orang yang
sekedar ingin ber-nostagia dengan film bernuansa jaman dulu. [8,5/10 Bintang]
Sayangnya gue belom nonton :(
BalasHapus