Minggu, 04 Januari 2015

[REVIEW] PENDEKAR TONGKAT EMAS



    Ilmu bela diri seringkali menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton, dengan gerakan berkelahi yang indah dan menarik namun menegangkan . Misalkan The Raid  yang mencoba memadukan seni bela diri asli Indonesia dengan drama mafia ala barat, yang mendulang sukses di kedua filmnya. Meskipun The Raid ditangani oleh Gareth Evans yang bukan asli Indonesia, Tapi gue sendiri yakin bahwa sineas Indonesia dapat membuat film-film berkualitas ditangannya sendiri. Maka, Miles Film menunjuk Ifa Isfansyah untuk mendoba menghidupkan seni bela diri di film kolosal terbarunya.
Pendekar Tongkat Emas, sebuah film tribue kepada film-film laga Indonesia jaman dulu yang gue liat sih penggarapannya sangat serius dengan menghabiskan budget miliaran rupiah.  Nusa Tenggaran Timur pun jadi latar tempat cerita, lebih tepatnya di Sumba. Dengan kekayaan alam Sumba nya yang keren parah dan diantara jajaran cast nya yang sudah punya nama di industri film. Otomatis gue berharap lebih di film garapan Miles Film Production ini.


  • Sinopsis

    Dimulai di sebuah perguruan silat yang dikepalai oleh Cempaka (Christine Hakim, dengan cara dialognya yang laban), Peguruan Tongkat Emas yang memiliki empat murid dengan latar belakang yang berbeda-beda. Masing-masing  adalah  anak dari musuh-musuh yang terbunuh ketika duel dengan Cempaka (Kecuali Angin). Diantara lain ada Biru (Reza Rahadian) sebagai murid tertua, yang kedua ada Gerhana (Tara Basro), ada Dara (Eva Celia) dan yang terakhir dan paling bungsu pula ada Angin (Aria Kusumah). Dan guru mereka Cempaka merasa Perguruan Tongkat Emas ini harus ada regenerasi.


    Tongkat Emas pun harus diturunkan kepada orang yang tepat diantara anak-anak muridnya tersebut. Dan murid yang mendapatakan kehormatan tersebut adalah Dara anak murid yng ke-3. Otomatis Biru dan Gerhana merasa tidak terima dengan keputusan Cempaka yang memberikan Tongkat Emas kepada Dara. Biru dan Gerhana pun merencanakan hal  yang buruk kepada Cempaka, Dara dan Angin untuk membuktikan bahwa mereka lah yang terkuat. Apa yang akan terjadi pada Cempaka, Dara dan Angin? Apakah Biru dan Gerhana berhasil mendapatkan Tongkat Emas? Dan siapakah Elang (Nicholas Saputra) ? Jawabannya rahasiahhh.


  • Review

    Film dengan tema kaya gini mungkin akan susah diterima oleh anak jaman sekarang yang dibesarkan oleh sinetron GGS dan FTV absurd.  Tapi, at least gue sendiri sempet dibesarkan oleh laga kolosal jaman dulu juga kaya Mak Lampir, Wiro Sableng, Si Buta Dari Goa Hantu,Angling Dharma dan film-film kolosal lainnya waku gue kecil. Dan ini jadi  tugas berat bagi Ifa Isfansyah untuk mengenalkan kembali genre yang ‘mungkin’ akan terasa asing bagi orang awam jaman sekarang.  Dan dari gue liat Pendekar Tongat Emas berhasil diterima dengan baik oleh masyarakat dengan promo yang gila-gilaan tentunnya. Dari segi cerita sendiri gue berasa kaya nonton film kungfu chinese, tetapi disini Pendekar Tongkat Emas jalan ceritanya terasa begitu lama buat gue(Dan berhasil membuat gue Nguap beberapa kali). Yang gue liat sih Pendekar Tongkat Emas masih memiliki keterbatasan dalam menyampaikan narasinya . Terlebih untuk menyampaikan cerita untuk setiap karakter. Tapi, koreografi silat dengan tongkat berhasil membuat gue bengong sejenak saking kerennya, meskipun sangat di sayang kan adegan fight  masih terasa sedikit menurut gue dan hanya ada di awal sama di akhir doang. Karena efek tegang dalam sebuah film berantem itu penting, dan gue kurang merasakan itu di Pendekar Tongkat Emas. Mungkin The Raid bisa jadi teladan di film-film berantem kaya gini, walau The Raid dan Pendekar Tongkat Emas mempunyai problem yang sama yaitu kurang memperdalam sebuah karakter.



     Untuk jajaran cast sendiri hampir semua bermain prima, seperti Reza Rahadian,Nicholas Saputra dan Tara Basro yang terlebih dulu mempunyai nama di ranah industri per filman, Eva Celia tampil mengejutkan dengan kemajuannya dalam berakting. Untuk Aria Kusumah mungkin aktingnya masih terasa standar tapi masih oke menurut gue. Kemudian dengan memilih setting tempat alam Sumba yang indah dan menawan menambah kesan di film ini. Begitu pun dengan editing,  yang dapat menutupi kurang piawainya para pemain melakukan adegan aksi dalam filmnya. Dan jangan lupa production value yang dibuat dengan serius sehingga memberikan kesan yang kuat di dunia Pendekar Tongkat Emas ini dan menjadi nilai plus Sebagai film bergenre Kolosal.


     Sebagai Film ber budget kolomrat, Pendekar Tongkat Emas gak menyia-nyiakan modal yang ada. Dan untung lah orang orang yang menangani film ini adalah orang-orang yang pas. Pendekar Tongkat Emas pun bisa dikatakan berhasil menjalankan misinya yaitu membawa kembali film ber genre kolosal di jaman yang serba modern ini, walau menurut gue film ini masih belum bisa dikatakan sempurna. Tapi masih sangat layak ditonton bagi penonton awam atau orang yang sekedar ingin ber-nostagia dengan film bernuansa jaman dulu. [8,5/10 Bintang]


1 komentar: